Sebenarnya, Apa sih Kecerdasan Kita ini ?

Sebenarnya kecerdasan telah ada dan mengakar dalam syaraf otak yang merupakan pusat seluruh aktivitas manusia. Sebagai manusia perlulah kita mengenal bahkan memahami tentang kecerdasan. Karena setiap manusia memiliki kecerdasannya masing-masing. Mereka memiliki cara tersendiri, dan keunikan tersendiri untuk mengungkapkan apa yang mereka ketahui. Bahkan pada manusia special need pun memiliki kecerdasan, kelebihan dan perkembangannya sendiri. Jadi tidak bisa sembarangan untuk menyamakan kecerdasan setiap manusia.

Teori kecerdasan majemuk Howard Gardner sangat terkenal dikalangan pendidik karena menawarkan model untuk bertindak sesuai dengan yang kita yakini yaitu semua anak memiliki kelebihan. Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai:

  • Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata.
  • Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk diselesaikan.
  • Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) atau menawarkan sebuah pelayanan yang dihasilkan dari kebudayaannya.

Gardner membagi kecerdasan manusia menjadi 9 kecerdasan

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik 

Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa. Anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal berkomunikasi lisan dan tulisan mengarang cerita, diskusi dan mengikuti debat suatu masalah. Belajar bahasa asing, mudah mengingat ucapan orang lain, tidak mudah salah tulis atau salah eja, pandai membuat lelucon, pandai membuat puisi, tepat dalam tata bahasa, kaya kosa kata, dan menulis secara jelas. Kecerdasan verbal-linguistik anak usia dini dapat diketahui melalui kegiatan: mengobservasi kemauan dan kemampuan berbicara. Anak yang cerdas dalam verbal-linguistik banyak bicara, suka bercerita, pandai melucu dengan kata-kata. Cara belajar terbaik bagi anak-anak yang cerdas dalam verbal-linguistik adalah dengan mengucapkan, mendengarkan, dan melihat tulisan.  Oleh karena itu, ajak anak-anak ke toko buku, beri kesempatan berbicara, sediakan banyak buku-buku, rekaman, serta menciptakan peluang mereka untuk menulis, menyediakan peralatan membuat tulisan, tape recorder, mesin ketik, keyboard, untuk belajar mengidentifikasi huruf dalam kata-kata. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan linguistic adalah: Guru, Sekertaris, Pendongeng, Orator, Politisi, Sastrawan, Penulis, Editor, dan wartawan.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan linguistik: Virginia Wolf, Martin Luther King, Taufiq Ismail, Geonawan Mohamad, dan Pramudya Ananta Toer.

2. Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal: menghitung dan menganalisis hitungan, memprediksi, bereksperimen, mencari jalan keluar yang logis, menemukan adanya pola, mengorganisasikan/membuat garis besar, bermain permainan yang perlu strategi, berpikir abstrak dan menggunakan algoritma. Informasi mengenai kecerdasan logis-matematis anak-anak dapat diperoleh melalui observasi kesenangan mereka terhadap angka-angka, mampu membaca angka, dan berhitung. Anak yang cerdas dalam logis-matematis cepat dan efektif dalam menjumlah, mengurangi, dan membaca simbol angka. Kemahiran mereka berpikir dan menggunakan logika. Anak yang cerdas logis-matematis mampu memecahkan masalah secara logis, cepat memahami permasalahan, mampu menelusuri sebab dan akibat suatu masalah. Cara belajar terbaik anak-anak yang cerdas logis-matematis adalah melalui angka, berpikir, bertanya, mencoba, menduga, menghitung, menimbang, mengurutkan, mengklasifikasi, dan mengonstruksi. Oleh karena itu, sediakan alat-alat bermain konstruktif, puaskan rasa ingin tahu anak, dan beri kesempatan anak untuk bertanya, menduga, dan mengujinya. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan matematis-logis adalah: Insinyur, ahli matematika, akuntan pajak, ahli statistik, ilmuwan, programer komputer, ahli logika dan filsuf.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan matematis-logis adalah: Madame Currie, Blasie Pascal, Albert Einstein, dan Andi Hakim Nasoetion. 

3. Kecerdasan Visual-Spasial 

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia visual spasial secara akurat. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai arsitektur, bangunan, dekorasi, apresiasi seni, desain, atau denah. Mereka juga menyukai dan efektif dalam membuat dan membaca chart, peta, membuat bentuk, patung dan desain tiga dimensi lainnya. Informasi mengenai kecerdasan visual-spasial pada anak-anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap kemampuan menangkap warna serta mampu memadukan warna-warna saat mewarnai, dan mendekorasi serta kemampuan anak mencipta suatu bentuk, seperti bentuk pesawat terbang, rumah, mobil, burung, atau bentuk lain. Anak yang cerdas dalam visual-spasial terkesan kreatif, memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara visual dan spasial dalam bentuk gambar atau bentuk yang terlihat mata. Cara belajar terbaik untuk anak yang cerdas visual-spasial adalah melalui warna, coretan, arah, bentuk, dan ruang. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan spasial-visual adalah: Pemburu, Pramuka, Pemandu, Dekorator interior, Arsitek, Seniman, dan Ahli tata kota.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan spasial-visual adalah: Lord Boden Powel, Affandi, dan Basuki Abdullah. 

4. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titi nada, dan warna nada; juga kemampuan mengapresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal menyusun/mengarang melodi dan lirik, bernyanyi kecil, menyanyi dan bersiul. Mereka juga mudah mengenal ritme, mudah belajar/mengingat irama dan lirik, menyukai mendengarkan dan mengapresiasi musik, memainkan instrumen musik, mengenali bunyi instrumen, mampu membaca musik, mengetukkan tangan dan kaki, serta memahami struktur musik. Informasi mengenai kecerdasan musikal pada anak-anak dapat diperoleh melalui observasi terhadap; kesenangan dan kemampuan mereka menyanyi dan menghafal lagu-lagu, bersiul, bersenandung, dan mengetuk-ngetuk benda untuk membuat bunyi berirama; kepekaan dan kemampuan mereka menangkap nada-nada, irama, dan kemampuan menyesuaikan suara dengan nada yang mengiringi; kecenderungan musikal saat anak berbicara dan kemerduan suara mereka pada saat menyanyi; kesenangan dan kemampuan mereka memainkan alat musik; kemampuan mereka mengenali berbagai jenis suara di sekitarnya, mulai dari suara manusia, mesin, hewan, dan suara-suara khas lainnya. 

Hampir semua anak memiliki kecerdasan ini, dan cara belajar yang terbaik untuk mereka adalah dengan nada, irama, dan melodi. Oleh karena itu, guru perlu memfasilitasi anak agar dapat berekspresi secara musikal melalui salam berirama, deklamasi, menyanyi bersama, tepuk bernada, dan, bila mungkin, orkestra kaleng bekas, dan latihan membedakan bunyi dan suara di sekitarnya. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan musikal (musical intelligence) adalah: penikmat musik, kritikus musik, komposer penyanyi.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan musikal adalah: Celin Dion, The Queen, Pavaroti, Beethoven, Adie MS, dan Erwin Gutawa. 

5. Kecerdasan Kinestetik 

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengekspresikan dalam mimik atau gaya, atletik, menari dan menata tari. Kuat dan terampil dalam motorik halus, koordinasi tangan dan mata, motorik kasar dan daya tahan. Mereka juga mudah belajar dengan melakukan, mudah memanipulasikan benda benda (dengan tangannya), membuat gerak-gerik yang anggun, dan pandai menggunakan bahasa tubuh. Informasi mengenai kecerdasan kinestetik pada anak-anak sangat mudah diperoleh. Tanda-tanda yang dimunculkan sangat terlihat seperti kecerdasan verbal-linguistik. Indikator kecerdasan ini dapat diperoleh melalui observasi terhadap: frekuensi gerak anak yang tinggi serta kekuatan dan kelincahan tubuh; kemampuan koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis, memanipulasi objek, menaksir secara visual, melempar, menendang, menangkap;  kemampuan, keluwesan, dan kelenturan gerak lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, mencongklak, merayap, berguling, dan merangkak, serta keterampilan nonlokomotor yang baik, seperti membungkuk, menjangkau, memutar tubuh, merentang, mengayun, jongkok, duduk, berdiri. Anak yang memiliki kecerdasan gerak-kinestetik membutuhkan kesempatan untuk bergerak, dan menguasai gerakan. Mereka perlu diberi tugas-tugas motorik halus, seperti menggunting, melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat, dan menulis, serta motorik kasar, seperti berlari, melompat, berguling, meniti titian, berjalan satu kaki, senam irama, merayap, dan lari jarak pendek. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang menuntut konsentrasi anak dalam konteks pasif (duduk tenang di kelas) dalam waktu lama sangat menyiksa mereka. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan kinestetis jasmani (bodily- kinesthetic intelligence) adalah: Pilot, Aktor, pemain pantomim, atlet, penari, pengrajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah, tukang kayu, dan montir.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan kinestetis jasmani adalah: Ben Johnson, Rudi Hartono, dan Pele.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespons secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengasuh dan mendidik orang lain, berkomunikasi, berinteraksi, berempati dan bersimpati, memimpin dan mengorganisasikan kelompok, berteman, menyelesaikan dan menjadi mediator konflik, menghormati pendapat dan hak orang lain, melihat sesuatu dari berbaga sudut pandang, sensitif atau peka pada minat dan motif orang lain, dan handal bekerja sama dalam tim. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal sangat menyenangkan bagi teman sebayanya. Indikator kecerdasan interpersonal dapat diketahui melalui observasi terhadap kepekaan anak terhadap perasaan, kebutuhan, dan peristiwa yang dialami teman sebayanya. Cara belajar terbaik bagi anak yang cerdas interpersonal adalah melalui interaksi dengan orang lain. Anak dengan kecerdasan ini akan tampak sebagai individu yang manis, baik hati, dan suka perdamaian, oleh karena itu, mereka disukai banyak orang. Untuk mengembangkan kecerdasan ini, pendidik perlu memberikan tugas-tugas menarik yang harus diselesaikan anak secara berpasangan dan berkelompok. Kegiatan bermain bersama di bawah pengawasan pendidik sangat disarankan. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan interpersonal adalah: Politisi, Konselor, Psikolog, event organizer, dan pengusaha.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal adalah: Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Soekarno, dan Bill Gates. 

7. Kecerdasan Naturalis 

Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal. Seseorang yang optimal kecerdasan naturalisnya cenderung menyukai dan efektif dalam menganalisis persamaan dan perbedaan, menyukai tumbuhan dan hewan, mengklasifikasi flora dan fauna, mengoleksi flora dan fauna, menemukan pola dalam alam, mengidentifikasi pola dalam alam, melihat sesuatu dalam alam secara detil, meramal cuaca, menjaga lingkungan, mengenali berbagai spesies, dan memahami ketergantungan pada lingkungan. Anak yang cenderung cerdas dalam naturalis tampak sebagai penyayang binatang dan tumbuhan, serta peka terhadap alam. Kecerdasan mereka dapat diidentifikasi melalui observasi terhadap: kesenangan mereka terhadap tumbuhan, bunga-bungaan, dan kecenderungan untuk merawat tanaman, tampak “seolah-olah berbicara” dengan tumbuhan. Sesenangan terhadap alam, menyukai kegiatan di alam terbuka, seperti pantai, tanah lapang, kebun, sungai, sawah, dan dalam alam terbatas menghabiskan waktu di dekat kolam, dekat aquarium, Anak-anak dengan kecerdasan naturalis tinggi cenderung tidak takut memegang-megang serangga dan berada di dekat binatang. 

Pendidik yang cerdas akan membawa anak-anak didik mereka ke alam terbuka, menyediakan materi-materi yang tepat untuk mempertimbangkan kecerdasan naturalis, seperti membiasakan menyiram tanaman, menciptakan permainan yang berkaitan dengan unsur-unsur alam, seperti membandingkan berbagai bentuk daun dan bunga, mengamati perbedaan tekstur pasir, tanah, dan kerikil, mengoleksi biji-bijian, dan menirukan karakteristik binatang tertentu. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan naturalis (naturalist intlligence) adalah: peneliti alam, ahli biologi, dokter hewan, aktivis lingkungan, pakar ekologi, dan petani.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan naturalis adalah: Charles Darwin dan Jane Goodal.

8. Kecerdasan Intrapersonal 

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, serta pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal berfantasi, “bermimpi”, menjelaskan tata nilai dan kepercayaan, mengontrol perasaan, mengembangkan keyakinan dan opini yang berbeda, menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan merenung. Mereka selalu melakukan introspeksi, mengetahui dan mengelola minat dan perasaan, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, pandai memotivasi diri, mematok tujuan diri yang realistis, dan memahami. Anak-anak yang cerdas intrapersonal sering tampak sebagai sosok anak yang pendiam dan mandiri. Kecerdasan intrapersonal anak dapat diketahui melalui observasi yang cukup cermat terhadap kecenderungan anak untuk diam (pendiam), tetapi mampu melaksanakan tugas dengan baik, cermat. Mereka mencermati apa yang mereka alami dan rasakan. Awal masa anak-anak merupakan saat yang menentukan bagi perkembangan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal dirangsang melalui tugas, kepercayaan, dan pengakuan. Anak perlu diberi tugas yang harus dikerjakan sendiri, dipercaya untuk berkreasi dan mencari solusi, dan didorong untuk mandiri. Pujian yang tulus, sikap tidak mencela, dukungan yang positif, menghargai pilihan anak, serta kemauan mendengarkan cerita dan ide-ide anak merupakan stimulasi yang sesuai untuk kecerdasan intrapersonal ini. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah: Psikoterapis, pemimpin keagamaan. 

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal adalah: Victor Frankl. 

9. Kecerdasan Eksistensial 

Kecerdasan eksistensial ditandai dengan kemampuan berpikir sesuatu yang hakiki, menyangkut eksistensi berbagai hal, termasuk kehidupan kematian, kebaikan-kejahatan. Eksistensial muncul dalam bentuk pemikiran dan perenungan. Seseorang yang cerdas secara eksistensial cenderung mempertanyakan hakikat kehidupan, mencari inti dari setiap permasalahan, merenungkan berbagai hal atau peristiwa yang dialami, memikirkan hikmah atau makna di balik peristiwa atau masalah, dan mengkaji ulang setiap pendapat dan pemikiran. Orang yang cerdas secara eksistensial cenderung berani menyatakan keyakinan dan memperjuangkan kebenaran, mampu menempatkan keberadaan sesuatu dalam bingkai yang lebih luas, selalu mempertanyakan kebenaran suatu pernyataan/kejadian, memiliki pengalaman yang mendalam tentang cinta pada sesama dan seni, mampu menempatkan diri dalam kosmis yang luas, serta memiliki kemampuan merasakan, memimpikan, dan merencanakan hal-hal yang besar. 

Profesi dan karier yang sesuai dengan kecerdasan eksistensial (existential intlligence) adalah: Filsuf, Pemikir, Cendekiawan, Ilmuwan, Akademisi, peneliti, dan penulis.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan eksistensial adalah: Sokrates, Plato, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd, Thomas Aquinas, Descartes dan Kant 

Kesembilan kecerdasan tersebut perlu dikembangkan secara maksimal sejak usia dini agar bermanfaat bagi setiap anak. Kecerdasan majemuk ini terbentuk karena tiga faktor :

  • Hereditas yaitu faktor bawaan dari keturunan.
  • Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh besar untuk menghasilkan kemampuan fungsionalitas organ kecerdasan pada anak.
  • Nutrisi, asupan nutrisi merupakan salah satu faktor yang mendukung kecerdasan anak.

Jadi untuk para pendidik dan orang tua sekalian, penting bagi kita untuk mengetahui kecerdasan setiap anak. Karena jika stimulus yang diberikan kurang tepat, maka kecerdasan tersebut dapat terkubur oleh stimulus-stimulus yang lain dan bisa membuat anak terus-terusan beradaptasi dengan hal-hal baru yang bukan dalam bidang mereka. Dengan stimulus yang tepat dalam setiap kecerdasan, maka setiap anak akan mudah untuk melakukan dan mengeksplorasikan kecerdasan maupun bakat yang sudah mereka miliki.